Article Detail
GENERASI MUDA TARAKANITA MENJADI PENERUS BANGSA
Sekolah Tarakanita dengan pendidikan karakternya , yang mengedepankan keunggulan dalam nilai – nilai humanisme sudah saatnya kita evaluasi apakah Visi – Misi Yayasan yang benar – benar hebat dan penuh nilai – nilai karakter yang humanis ini benar – benar sudah kita terapkan dalam pembelajaran , pendampingan dan evaluasi dalam rangka melaksanakan pendidikan di Tarakanita ini.
Keunggulan sungguh dikejar , unggul dalam hal ini bukan hanya sekedar hasil saat itu , akan tetapi bagaimana proses dalam pendampingan menuju unggul itu dilaksanakan. Sebagai contoh dalam mendidik dan mendampingi siswa yang ikut lomba misalkan anak A dengan kwalitas awal 70 dan mereka aktif ikut les diluar sekolah , guru tidak aktif mendampingi , dapat prestasi sampai 90 , Anak B dengan prestasi awal 50 anak tidak ikut les diluar , guru aktif mendampingi dapat prestasi sampai 80 , tetapi yang juara tetap anak A, apakah dalam proses anak B tidak berprestasi ?
Kualitas Pembelajaran harus ditingkatkan, agar siswa menjadi pribadi yang cerdas.pembelajaran supaya berhasil dipengaruhi beberapa faktor kwalitas guru , bibit awal siswa dan suasana pembelajaran. Tolak ukur kecerdasan siswa bukan hanya semata sudut pandang akademik saja namun juga kecerdasan emotional siswa , semakin kelihatan dari kreatifitas dan karakter siswa.
Menciptakan Iklim yang religius peduli terhadap sesama yang menderita, ini bisa dilihat sejauh mana peribadatan , acara – acara misa diikuti siswa dengan tertip dan tenang , ada anak yang sakit mulai tumbuh rasa peduli dengan mengumpulkan donasi , terlibat dalam aksi untuk membantu sesama , sementara ini apakah kita sudah melakukan ?
Mengupayakan pendidikan nilai agar peserta didik berwatak baik , bersikap jujur , adil dan berbudi pekerti secara program pendidikan karakter sudah memuat nilai – nilai baik , jujur adil tertanam pada siswa , yang menjadi masalah sejauh mana nilai – nilai itu tertanam dan terevaluasi serta terukur sesuai target dalam misi sekolah. Apakah itu sudah terlaksana ?
Ambil bagian dalam misi Gereja Katholik , secara program memang sudah terlaksana namun sejauh mana keberhasilannya sesuai target atau jauh dari target itu yang tidak pernah dievaluasi.
Bersedia melakukan pembaharuan – pembaharuan , target ini paling berat karena pembaharuan berarti mau berubah dari sifat – sifat konvensional dan kebiasaan lama menjadi habits yang baru , apakah bisa terjadi inilah tantangan guru dan karyawan tarakanita.
Sementara dari keadaan yang idealis diatas kita dihadapkan sebuah realita yang terjadi disekitar kita, terutama dunia anak-anak saat ini, sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, tindak kekerasan yang meningkat, ketidakjujuran yang membudaya, perilaku tidak sopan terhadap orang tua maupun guru, tidak adanya rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya. Mau tidak mau membuat kita mengurut dada. padahal, generasi muda adalah 100% penentu masa depan suatu bangsa. bagaimana jadinya bangsa ini, jika akhlak dan moral generasi mudanya bobrok?
Di era globalisasi seperti saat ini, teknologi, informasi akan sangat mudah diakses kapan dan dimana saja. Siapa pula anaknya yang tidak difasilitasi HP -misalnya- oleh orang tuanya? Itulah salah satu faktor pendukung bagi menurunnya nilai-nilai moral anak-anak kita, selain fasilitas-fasilitas yang lain.
Dari hasil penelitian, lebih dari 4000 aborsi dilakukan setiap hari oleh anak remaja, 40% pemakai narkoba adalah anak-anak usia 14 – 20 tahun. 6241 anak telah akrab dengan pornografi diantaranya 58% dalam bentuk komik, 26% game, 14% situs porno, 12% film.
Ketahuilah, bahwa anak-anak kita terancam oleh krisis idola dan krisis teladan. Mereka bingung, mereka tidak tahu siapa yang harus diidolakan, siapa yang dapat mereka teladani dalam menapaki kehidupan mereka yang hanya sementara ini? Tak heran semua fenomena tadi lekat pada diri mereka, karena anak adalah peniru yang unggul, siapapun yang mereka senangi pasti akan mereka ikuti.
Ada seorang anak yang sangat mengidolakan Batman, saking senangnya, ia mencoba terbang layaknya seorang Batman. Lalu ia pun naik ke atas atap rumah dan …. wiiing gubrag.
Pada kasus lain, ada seorang remaja, begitu menyenangi sinetron dengan gaya hidup yang tinggi. Akhirnya walaupun ia berasal dari keluarga tidak mampu, tapi dapat bergaya hidup ibarat orang dari kalangan menengah ke atas dengan mengahalalkan segala cara.
Hal – diatas akan semakin kecil peluang terjadinya bila alumni , para guru dan karyawan Tarakanita melaksankan Visi dan Misi Yayasan Tarakanita. Sejauh mana kita melaksanakan Visi Misi Yayasan dapat diukur dari Out Put Alumni Tarakanita.
Keunggulan sungguh dikejar , unggul dalam hal ini bukan hanya sekedar hasil saat itu , akan tetapi bagaimana proses dalam pendampingan menuju unggul itu dilaksanakan. Sebagai contoh dalam mendidik dan mendampingi siswa yang ikut lomba misalkan anak A dengan kwalitas awal 70 dan mereka aktif ikut les diluar sekolah , guru tidak aktif mendampingi , dapat prestasi sampai 90 , Anak B dengan prestasi awal 50 anak tidak ikut les diluar , guru aktif mendampingi dapat prestasi sampai 80 , tetapi yang juara tetap anak A, apakah dalam proses anak B tidak berprestasi ?
Kualitas Pembelajaran harus ditingkatkan, agar siswa menjadi pribadi yang cerdas.pembelajaran supaya berhasil dipengaruhi beberapa faktor kwalitas guru , bibit awal siswa dan suasana pembelajaran. Tolak ukur kecerdasan siswa bukan hanya semata sudut pandang akademik saja namun juga kecerdasan emotional siswa , semakin kelihatan dari kreatifitas dan karakter siswa.
Menciptakan Iklim yang religius peduli terhadap sesama yang menderita, ini bisa dilihat sejauh mana peribadatan , acara – acara misa diikuti siswa dengan tertip dan tenang , ada anak yang sakit mulai tumbuh rasa peduli dengan mengumpulkan donasi , terlibat dalam aksi untuk membantu sesama , sementara ini apakah kita sudah melakukan ?
Mengupayakan pendidikan nilai agar peserta didik berwatak baik , bersikap jujur , adil dan berbudi pekerti secara program pendidikan karakter sudah memuat nilai – nilai baik , jujur adil tertanam pada siswa , yang menjadi masalah sejauh mana nilai – nilai itu tertanam dan terevaluasi serta terukur sesuai target dalam misi sekolah. Apakah itu sudah terlaksana ?
Ambil bagian dalam misi Gereja Katholik , secara program memang sudah terlaksana namun sejauh mana keberhasilannya sesuai target atau jauh dari target itu yang tidak pernah dievaluasi.
Bersedia melakukan pembaharuan – pembaharuan , target ini paling berat karena pembaharuan berarti mau berubah dari sifat – sifat konvensional dan kebiasaan lama menjadi habits yang baru , apakah bisa terjadi inilah tantangan guru dan karyawan tarakanita.
Sementara dari keadaan yang idealis diatas kita dihadapkan sebuah realita yang terjadi disekitar kita, terutama dunia anak-anak saat ini, sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, tindak kekerasan yang meningkat, ketidakjujuran yang membudaya, perilaku tidak sopan terhadap orang tua maupun guru, tidak adanya rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya. Mau tidak mau membuat kita mengurut dada. padahal, generasi muda adalah 100% penentu masa depan suatu bangsa. bagaimana jadinya bangsa ini, jika akhlak dan moral generasi mudanya bobrok?
Di era globalisasi seperti saat ini, teknologi, informasi akan sangat mudah diakses kapan dan dimana saja. Siapa pula anaknya yang tidak difasilitasi HP -misalnya- oleh orang tuanya? Itulah salah satu faktor pendukung bagi menurunnya nilai-nilai moral anak-anak kita, selain fasilitas-fasilitas yang lain.
Dari hasil penelitian, lebih dari 4000 aborsi dilakukan setiap hari oleh anak remaja, 40% pemakai narkoba adalah anak-anak usia 14 – 20 tahun. 6241 anak telah akrab dengan pornografi diantaranya 58% dalam bentuk komik, 26% game, 14% situs porno, 12% film.
Ketahuilah, bahwa anak-anak kita terancam oleh krisis idola dan krisis teladan. Mereka bingung, mereka tidak tahu siapa yang harus diidolakan, siapa yang dapat mereka teladani dalam menapaki kehidupan mereka yang hanya sementara ini? Tak heran semua fenomena tadi lekat pada diri mereka, karena anak adalah peniru yang unggul, siapapun yang mereka senangi pasti akan mereka ikuti.
Ada seorang anak yang sangat mengidolakan Batman, saking senangnya, ia mencoba terbang layaknya seorang Batman. Lalu ia pun naik ke atas atap rumah dan …. wiiing gubrag.
Pada kasus lain, ada seorang remaja, begitu menyenangi sinetron dengan gaya hidup yang tinggi. Akhirnya walaupun ia berasal dari keluarga tidak mampu, tapi dapat bergaya hidup ibarat orang dari kalangan menengah ke atas dengan mengahalalkan segala cara.
Hal – diatas akan semakin kecil peluang terjadinya bila alumni , para guru dan karyawan Tarakanita melaksankan Visi dan Misi Yayasan Tarakanita. Sejauh mana kita melaksanakan Visi Misi Yayasan dapat diukur dari Out Put Alumni Tarakanita.
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment