Article Detail

MENGEMBANGKAN CREATIVIY (C4) SISWA

Unsur-unsur pokok spiritualitas Carolus Boromeus dalam karya pendidikan Tarakanita terdiri dari: compassion, celebration, competence, conviction, creativity, dan community. Unsur-unsur tersebut merupakan suatu sistem yang antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan dan juga tidak bisa berdiri sendiri. Unsur-unsur tersebut dikenal dengan istilah Cc5.

             Dalam pencapaian nilai suatu unsur memang tidak serta merta semua bisa dicapai melalui suatu kegiatan tertentu. Tetapi bisa dirumuskan akan unsur mana yang ditekankan, dengan tanpa mengesampingkan pencapaian unsur-unsur lainnya.

             Seperti pencapaian nilai unsur creativity, sebenarnya bisa dicapai melalui seluruh bidang pembelajaran.Tetapi pada kesempatan ini, penulis akan mencoba memaparkan, bagaimana mengembangkan kreatifitas siswa SD melalui pembelajaran  Saint.

             Pelajaran Saint diharapkan mengantar siswa untuk memiliki sikap ilmiah. Sikap ilmiah ini bisa diwujudkan dalam kegiatan laboratorium. Dalam kegiatan laboratorium perlu adanya fasilitas pendukung. Sedangkan proses pengadaan fasilitas sendiri sudah termasuk kegiatan laboratorium. Agar kreativitas siswa tumbuh dan muncul, perlu tindakan guru dalam melibatkan kreativitas siswa.

             Kemampuan mengembangkan anugerah kreativitas menemukan hal-hal yang bersifat ilmiah ini akan tampak dalam:

  1. Menyumbangkan gagasan secara kreatif , waktu, dan tenaga demi pelayanan yang optimal.
  2. Cepat tanggap melihat dan memanfaatkan peluang secara positif.
  3. Menciptakan sesuatu yang baru.
  4. Memiliki banyak ide dan melaksanakan secara konkret dan sesuai tata cara lembaga.
  5. Berani berubah dan mengubah.
  6. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada.
  7. Mengembangkan kepemimpinan dialogis, partisipasif, visioner, transformative, dan sapientia (bijaksana).
  8. Mau bertanya dan belajar dari yang lain.
  9. Menciptakan peluang terwujudnya pemberdayaan dalam komunitas pendidikan, khususnya perempuan.
  10. Memiliki semangat dan ketekunan untuk terus belajar. (Pedoman Pelaksanaan Spiritualitas CB untuk Pelayanan Pendidikan, 2080, hal.54)

 Cara Mengembangkan Kreativitas

             Anak usia 9/10 – 11/12 tahun, mencapai suatu masa yang disebut “realisme reflektif”. Pada masa ini, sikap anak terhadap dunia kenyataan bertambah. Artinya, ia mulai berfikir terhadap realita. Keterangan guru dan ora tua tidak hanya ditelaah mentah-mentah, melainkan mulai dipertimbangkan. Keterangan berdasarkan pengalaman berganti dengan keterangan berdasarkan hasil proses berfikir sekali pun masih sederhana (Agus Sujanto, 1980, hal.73).

             Mulai sekarang timbullah keinsyafan bahwa dirinya bisa bekerja, dan ia sanggup menghasilkan prestasi dengan jalan memanipulasi dengan benda-benda di sekitarnya. Anak usia ini sangat aktif dinamis, segala sesuatu yang aktif dan bergerak akan sangat menarik minat dan perhatiannya. Lagi pula, minatnya banyak tertuju pada macam-macam aktivitas. Makin banyak berbuat, makin bergunalah aktivitas           tersebut bagi usaha mengembangkan kepribadiannya (Kartini Kartono, 1996, hal. 137 dan 141).

             Memberikan waktu bebas sendirian: banyak ide-ide yang terbaik muncul dari orang yang kreatif ketika banyak waktu luang. Untuk itu perlu berfikir sendiri dalam mengetengahkan beberapa pengertian atau penjelasan dari suatu proses kreatif.

  1. Menghormati kegiatan-kegiatan luarnya dan sumber-sumber perangsang: untuk memperoleh ide-ide atau pengetahuan, orang kreatif sering mengandalkan kegiatan-kegiatan di luar pekerjaannya. Hal ini adalah menyegarkan pikiran. Misalnya, berhubungan dengan teman-temannya, mengadakan rekreasi, mincing, dan sebagainya.
  2. Menyediakan pengarahan khusus: orang kreatif memerlukan pimpinan/pengarahan yang berimbang, yaitu sedang, tidak kaku dank eras, juga tidak terlalu longgar atau bebas.
  3. Menyediakan suatu iklim yang kreatif: untuk menjaga orang kreatif berfungsi dengan baik dalam pekerjaannya, buatlah suasana yang menyenangkan, dan berusaha agar merasa enak dan nyaman.
  4. Jika diminta ide-ide yang kreatif dan juga saran-saran, nilailah yang diminta itu dengan secepatnya: orang kreatif lebih bersifat tidak sabar, dan menghendaki penilaian yang cepat. Untuk ini, berikanlah penialaian yang cepat pula.

 

 A.Sardi

Guru BK SMP Tarakanita Solo Baru

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment