Article Detail
Melayani Sepenuh Hati, Awal Kesuksesan sebuah Lembaga.
Ketika saya masuk disebuah bank ternama , begitu masuk telah disambut oleh petugas Satpam , kemudian sambutan dengan ramah oleh customer Service , dengan pelayanan sepenuh hati.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin terlaksananya pelayanan secara prima ini berarti secara sadar juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.
Dalam dunia pelayanan di bidang pendidikan , persaingan dalam melayani siswa dan orang tua untuk tingkat kepuasan pelanggan sangat dibutuhkan , apalagi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan. Organisasi dan Lembaga pendidikan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan merupakan bagian dari keunggulan organisasi atau Lembaga pendidikan tersebut , sehingga harus berorientasi pada “customer focus” untuk memberikan kepuasaan pelanggan.
Perhatikan pada setiap Lembaga Pendidikan , apa kunci prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan? Apa kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar? Anda akan menemukan salah satu kunci terpenting adalah pelayanan kepada pelanggannya. Maka banyak Lembaga Pendidikan atau perusahaan mengangkat tema “kepuasan pelanggan” menjadi bagian penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Lembaga pendidikan yang senantiasa mau mendengarkan dan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.
Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau melayani dengan sepenuh hati?
1. Memandang pekerjaan sebagai ibadah
Jadikanlah setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi untuk pengabdian kita kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Kesadaran ini, dapat menjadikan pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan kepada sesama.
Kita dapat memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik. Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu bos ataupun pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah modal bagi kesuksesan kita.
2. Arti dalam hidup kita adalah kesempatan untuk membantu orang lain.
Ada sebuah kata bijak , “Anda bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang Anda juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan.” Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.
Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk membantu banyak orang lain, memberikan manfaat bagi orang lain.
3. Hukum menabur dan menuai
Pepatah bijak mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Saya sangat sepaham, bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memanen hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan dengan sepenuh hati, maka kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.
Sayangnya, banyak orang sering kurang menyadari hal ini. Rejeki yang kita peroleh sesungguhnya melalui orang lain, maka sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang pemilik atau Ketua Yayasan . Sebagai pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan secara baik dan memuaskan. Perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat menghidupi pengusaha dan karyawannya.
Kehidupan ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan dan pelayanan sepenuh hati yang kita taburkan, maka sudah pasti itu akan memberikan hasil kebaikan dan kemudahan bagi kita.
“Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani. Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.” - Martin Luther King –
Disarikan dari berbagai sumber.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin terlaksananya pelayanan secara prima ini berarti secara sadar juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.
Dalam dunia pelayanan di bidang pendidikan , persaingan dalam melayani siswa dan orang tua untuk tingkat kepuasan pelanggan sangat dibutuhkan , apalagi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan. Organisasi dan Lembaga pendidikan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan merupakan bagian dari keunggulan organisasi atau Lembaga pendidikan tersebut , sehingga harus berorientasi pada “customer focus” untuk memberikan kepuasaan pelanggan.
Perhatikan pada setiap Lembaga Pendidikan , apa kunci prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan? Apa kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar? Anda akan menemukan salah satu kunci terpenting adalah pelayanan kepada pelanggannya. Maka banyak Lembaga Pendidikan atau perusahaan mengangkat tema “kepuasan pelanggan” menjadi bagian penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Lembaga pendidikan yang senantiasa mau mendengarkan dan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.
Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau melayani dengan sepenuh hati?
1. Memandang pekerjaan sebagai ibadah
Jadikanlah setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi untuk pengabdian kita kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Kesadaran ini, dapat menjadikan pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan kepada sesama.
Kita dapat memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik. Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu bos ataupun pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah modal bagi kesuksesan kita.
2. Arti dalam hidup kita adalah kesempatan untuk membantu orang lain.
Ada sebuah kata bijak , “Anda bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang Anda juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan.” Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.
Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk membantu banyak orang lain, memberikan manfaat bagi orang lain.
3. Hukum menabur dan menuai
Pepatah bijak mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Saya sangat sepaham, bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memanen hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan dengan sepenuh hati, maka kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.
Sayangnya, banyak orang sering kurang menyadari hal ini. Rejeki yang kita peroleh sesungguhnya melalui orang lain, maka sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang pemilik atau Ketua Yayasan . Sebagai pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan secara baik dan memuaskan. Perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat menghidupi pengusaha dan karyawannya.
Kehidupan ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan dan pelayanan sepenuh hati yang kita taburkan, maka sudah pasti itu akan memberikan hasil kebaikan dan kemudahan bagi kita.
“Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani. Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.” - Martin Luther King –
Disarikan dari berbagai sumber.
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment